Kamis, 25 Juni 2020

Penyair 1




Ia tak lagi berpesta dengan puisinya
Balada dilafal sebagai dogeng penghantar tidur
Rima dan nada menggaung dalam ruang bawah tanah
Sepih ditengah riuh  

Bagai makhluk asrtal
Sendiri, menarikan rima dalam makna
Suara yang dulunya mampu mengetar jiwa
Dijambret elit
Gaung puisi ditukar dengan suara politisi
Hinggar binggar mendesak rasuk, memekakan telinga

Puisi suara fakir
Penyair menjadi asing ,tersingkir
Suara nurani yang lahir dari tetesan waktu yang murni
Mengecil dan sayup ditelan suara zaman

Lelaki Kampung, 
(Yogi Making)

Wangatoa, 25/06/2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar