*Pengamatan Langsung Di Radius 500 Meter dari Puncak*
![]() |
Foto Kondisi Puncak Ile Lewotolok, 29/12/2020 (Sc Yogi M) |
Erupsi dasyat Ili Lewotolok sejak 29 Nopember hingga menjelang akhir desember 2020, tidak merusak hutan dan tanaman penyanggah disekitar puncak. Pohon ampupu, cantigi dan rerumputan padang terlihat merangas hijau.
Dua warga kampung Baopuke Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur, Bedi Halimaking dan Kopong melaporkan melaui Video Call dari puncak Ile Lewotolok, Selasa, 29/12/2020, pukul 14.48. Bedi dan Kopong melakukan tracking hinngga mencapai radius kurang lebih 500 meter dari puncak Ile Lewotolok.
Dalam pembicaraan melalui video call, beberapa kali saya mengingatkan dua warga ini akan adanya bahaya awan panas dan gas beracun, apalagi kondisi puncak Ili Lewotolok, sedang tertutup kabut. Kendati demikian, mereka mengaku aman dan sedang menanti kabut bergeser agar keduanya bisa mengamati puncak dari dekat. Sayangnya, akibat tutupan kabut tebal, dua pendaki ini pulang dan tidak berhasil mengamati puncak dari dekat.
Bedi dan Kopong mengatakan, selama kurang lebih satu jam di radius 500 meter dari puncak, dua kali terdengar suara gemuruh gunung yang disertai lontaran abu. Mereka menjelaskan, suara gemuruh terdengar dari dekat, beda dengan ketika didengar dari kampung atau dari dataran rendah. Mereka juga mengaku tak merasakan adanya getaran tanah.
Tampak dalam video, puncak terlihat ditutup kabut. Beberapa kali terdengar gemuruh yang disertai lontaran asap hitam diantara kepungan awan putih.
“Ini pohon yang terbakar saat awal erupsi, disini aman saja, tidak panas. hawa gunung pun dingin menusuk hingga ke pori-pori. Kami juga tidak lihat ada lubang baru, seperti yang orang omong di FB itu,”kata Kopong melalui video call, sambil mengarahkan kamera hp-nya ke pohon yang mati karena terkena lemparan abu vulkanik.
Dua warga ini menjelaskan, kondisi puncak barat gunung Ile Lewotolok, tidak terlihat adanya reruntuhan, dan bukaan kawah baru sebagaimana informasi yang sempat ramai diperbincangkan melalui akun face book, beberapa hari ini.
Sebagai informasi, Kopong dan Bedi adalah dua warga kampung Baopuke, Desa Jontona yang tidak ikut mengungsi. Dua warga Baopuke ini, sejak awal erupsi rutin memantau kondisi gunung dari dekat. Diakhir perbincangan, Bedi dan Kopong mengatakan, akan kembali ke puncak beberapa waktu mendatang dan bertekad untuk mencapai puncak Ili Lewotolok.
“Kita lihat kondisi beberapa hari
mendatang, kalau tidak ada halangan, kami coba naik lagi dan berusaha untuk
sampai ke puncak. Puncak tertutup awan, jadi saat ini kami belum bisa lihat
kondisi puncak dan kawah dari dekat,” ujar Bedi, mengakhiri perbincangan kami.
Saat
berita ini ditulis, keduanya sudah tiba dikampung Baopuke, desa
Jontona. (Yogi Making, 29/12/2020).
![]() |
Pohon Ampupu hangus terkena lemparan abu vulkanik (SC Yogi M) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar