Jumat, 02 November 2018

Ema, Jo KIta Bisa Apa?



Sendiri, sepih, sedih, rindu, kosong, marah, kecewa, dan mungkin masih banyak lagi adonan rasa yang ada dihatimu. Tapi kita bisa apa ema..

Orang bilang, ini sudah bapa pu jalan. Dan org juga selalu bilang Tuhan lebih sayang bapa, jadi Tuhan Panggil Bapa Jalan Lebe dulu.

Mungkin kata org itu benar, tapi saya belum sepenuhnya terima dengan anggapan ini. Jika benar Tuhan lebe sayang deng bapa, maka mestinya juga bapa tidak sengsara berjuang melawan penyakit.
Hampir tiga tahun bapa divonis sakit. Dokter bilang ada pembengkakan ginjal, asam urat, kolestrol, gula darah, juga asma, bapa sakit banyak. Dan mungkin sakit yang begini ini, org yang sekolah medis bilang sakit komplikasi.

Dan sejak vonis itu juga, kita dan tentu Bapa mulai berjuang, obat medis tak terhitung lagi berapa jumlah yang masuk dalam tubuh bapa, tak puas dengan obat kimia dari rumah sakit, begitu juga dengan obat herbal, dan belum lagi obat kampung.

Tetapi dalam kondisi bapa yang demikian, ema selalu ada dan setia dampingi bapa. Ema memotifasi bapa untuk tabah, kuat dalam hadapi sakit yang bapa derita.

Kadang, saat pagi atau saat kami datang ema cerita, "ana e..kita mau cari jalan bagimana lagi ni, obat rumah sakit, obat herbal, terapi, dan obat kampung sudah kita kasi, tapi kondisi bapa masih begini juga. Kadang baik sekali, tapi kadang tidak,"

Dan ema juga bilang, bapa kalau tidur suka gelisah, dan karena itu, ema juga harus tidak tidur dan temani bapa, ema baru tidur kalau ema pastikan bapa sudah nyenyak.

Ema e..kami anak bapa dan ema ini bangga punya mama seperti ema. Cinta ema buat bapa begitu besar. Dalam sakit kadang bapa marah, tapi ema tenang, ema tidak mau ambil pusing. Saya tau, saat begitu pasti ema tersinggung, tapi cinta lebih kuat buat bapa, yang bikin ema tekan semua rasa marah dan ema tabah.

Ema..kami anak2 tau kalau ema begitu cape urus bapa. Tapi ema tidak mengeluh. Ema juga tidak marah. Ema hadapi semua itu dengan senyum. Saya bahkan tidak pernah lihat ema menangis karena gelisah dengan sakit bapa. Ema tetap setia ada disamping bapa. Peluk, elus, urus bapa dengan cinta.
Ah..sesuatu yang kami anak2 tidak bisa buat untuk bapa, tetapi Ema memberinya.

 Ema urus yang ema bisa urus, dan saat jalan buntu baru ema datang ke kami anak2. Kita urus sama2 tapi ema tidak lupa bilang, kami juga harus fokus urus kami punya keluarga. Minta kami untuk perhatikan ema dan bapa punya cucu2.

Semua perhatian ema buat bapa sudah ema tunjukan, cinta ema so beri, sayang ema juga su kasi.
Tapi, kita bisa apa ema?

Ema..Tanggal 26 Oktober 2017 tepat pukul 13.30, di RSUD Lewoleba, Dokter memastikan kalau bapa su Jalan Lepas kita. Hari itu, sejarah keluarga mencatat, bahwa Bapa jalan kas tinggal kita semua.

Sedih yang mengharu biru, duka mendalam. Tangis tak lagi bisa kita bendung. Suara tangis pecah diruang tindakan UGD RSUD Lewoleba. Bapa so jalan lepas kita. Lepas ema, lepas kami anak dan menantu juga 10 orang cucunya. Jo kita bisa apa Ema..?

Bapa yang kita banggakan su jalan lepas kita. Pergi jauh menyisahkan duka dan kesedihan. Iya ema..kematian adalah peristiwa duka yang pasti dialami oleh siapa saja, peristiwa duka ini, kita yakini kalau bapa pergi menghadap Alaphen Teti Lera Wulan, dan yang bisa kita lakukan adalah berdoa dan memasrahkan kepergian bapa. Kita percaya kalau Allah Lerawulan, Tuhan Tana Ekan sudah menerima dan memberi bapa tempat yang layak.
Jadi kita bisa apa ema..?

Yogi Making;
Di tulis pada : 2 Nompember 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar