Rabu, 14 November 2018

Curhat Kepada Tresi Soal Tunjangan Rumah Bagi De Pe Er


(Catatan Kecil Buat Ganggu Tresi Pu Bapa)

Ribut-rebut… tunjangan perumahan, ato keluhan soal rumah Negara buat pimpinan de pe er, yang sempat mengganggu hati. Omong-omong soal rumah dinas/rumah Negara yang terkesan dibiarkan kosong tuh, sa pikir lebe bae sa curhat saja ke Tresi. Sapa tau, dia sambung ke dia pu bapa yang sedang jadi calon anggota de pe er..? nah.. ini dia isi curhat saya. ayo..baca sampe habis lalu sampaikan pandangan kalian, biar kita diskusi eee…hehehehe, salam buat kalian semua kawan2 dari saya dan Tresi


Tresi, ini malam semestinya sa mo temani engko, tapi rindu untuk habiskan malam deng engko ternyata te sampe lagi ni. Te sampe bukan karena engko terlalu tinggi, tapi waktu dan sa pu kondisi badan yang lelah, buat sa te bisa bergerak.

Memang sa akui, rindu yang terus merontak ni sa su te bisa bendung lagi. Engko pele ju te bisa le, dia terlanjur lompat keluar dari sa pu kepala … Jo kalo su pecah keluar begini ni, mo simpan lagi? te mungkin ka. Jadi sa su putuskan untuk bawa pi gantung tahan-tahan dulu di pohon nimba. Ah.. harap malam nit e ada kelelewar yang curi makan. Hahaha…

Ia.. biar taro tahan situ dulu ka e..? tapi begini ade, tadi waktu sa ojek, sa dapat liat ada rumah besar, pagar keliling, halaman luas, tapi orang te ada yang tinggal. Sa tanya-tanya, ada yang bilang, itu rumah dibangun pemerenta untuk orang besar tinggal.  Tapi dorang te mau tinggal. Aduh.. sedih le.. kalo dorang besar te mau tinggal, kenapa mesti bangun? Buat habis uang saja le. Tapi, itu tu yang buat sa penasaran. Ternyata, setelah sa cari tau, kita pu orang besar dorang tuh, te mau tinggal di rumah umum, su pa dorang pu rumah pribadi tuh pemerentah sewa.

Jadi begini ade.. padahal sewa rumah kasi orang besar tuh, ada dia pu aturan oooo.  Sa kebetulan baca PP nomor 18 tahun 2017, disitu tu, ternyata su atur lengkap.., mulai dari jenis tunjangan, kendaraan dinas sampe deng rumah dinas ni.

Engko tau, ketua dan wakil de pe er tu ka ina, dorang dapat uang penghasilan tu ada sekitar 9 jenis o.., ada ada uang representasi; tunjangan keluarga; tunjangan beras; uang paket; tunjangan jabatan; tunjangan alat kelengkapan; dan  tunjangan alat kelengkapan lain. Ini belum lagi ditambah dengan tunjangan-tunjangan. Kalu yang sa baca dalam PP nomor 18 tahun 2017, ada beberapa jenis tunjangan, termasuk tunjangan untuk rumah dinas dan beberapa jenis jaminan.

Tapi ini, kita bahas dulu soal rumah tu ka.. jadi dalam aturan yang s abaca tu ka, terutama di pasal 15, ada ayat yang sebut begini, kalo pemerentah belum bisa siapkan rumah Negara, dan kendaraan dinas maka, ketua dan wakil ketua de pe er tuh dikasi tunjangan perumahan dan transportasi. Nanti di pasal yang laen lagi tuh, dia atur bahwa, besar doi tunjangan itu dibayar sesuai harga sewa yang berlaku untuk standar rumah Negara, tetapi harga sewa tuh, tidak termasuk mebel, listrik, air, gas dan telepon.
Tunjangan dan jaminan dari Negara buat mereka yang de pe er tuh ka, berlaku sejak mereka dilantik. 
Nah, kalo begitu sekarang kita mulai hitung uang sewannya. Coba kita pake ilmu kira-kira. Sa takser uang sewa rumah untuk ukuran pejabat itu, sekitar 10 juta satu bulan. Jika wang sewa rumah itu kiita hitung dari saat dilantik maka ada uang sewa selama 5 tahun, atao selama 60 bulan. Jika 60 bulan x 10 juta, untuk satu rumah maka, total uang sewa rumah diluar tunjangan kendaraan dinas, sebesar 600 juta.

Pantaskah DPRD Dapat Tunjangan Perumahan?

Undang-udang MD3 UU Nomor 27 Tahun 2009, sebut de pe er adalah lembaga legislative daerah, sementara dilain pihak de pe er juga adalah unsure penyelenggaraan pemerentah di daerah, seperti dimuat dalam UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerentah Daerah.

Jadi dalam posisi itu, de pe er selain sebagai wakil rakyat, tetapi juga sebage pejabat pemerentah daerah. Dalam konteks UU MD3, Pasal 368 UU MD3 menegaskan pimpinan dan anggota de pe er kabupaten memiliki hak keuangan dan administratif. Dalam hak keuangan dan administratif tersebut terdapat pula hak untuk menerima tunjangan oleh pimpinan dan anggota de pe er yang ketentuan lebih lanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP).

Karena itu wajar kalo DPRD, baik anggota maupun pimpinan berhak mendapat ragam tunjangan dan jaminan, apalagi diatur secara khusus  Peraturan Pemerentah.

Jadi ade Tresi… tolong jelaskan ke engko pu bapa, bahwa tunjangan perumahan tertuama bagi pimpinan de pe er itu alternative, maksudnya, bisa ada tunjangan kalau pemerentah belum siap rumah Negara, dan bisa tidak kalau rumah Negara dan falitas pendukungan sudah disiapkan pemerentah.

Dengan cerita panjang lebar dar atas tuh, saya kira ade mulai paham, kalo eso-eso engko pu bapa jadi pimpinan de pe er jo te tinggal tuh salah ato benar. Sementara ini dalam pemahaman saya, sebagemana peraturan pemerentah nomor 18 tahun 2017, maka tindakan tidak menggunakan fasilitas rumah Negara, dengan maksud bisa dapat tunjangan rumah Negara yang dibayarkan dalam bentuk uang kepada yang bersangkutan, besar kemungkinan adalah sebuah pelanggaran hukum.

Ato sederhananya begini, masa engko tinggal di engko pu rumah sendiri le pake sewa..? dan sewanya pake uang rakyat…? Ya toh..?? jadi aneh to…?

2 komentar: