![]() |
Elias Kaluli Making |
Verba volant, scripta manent, adalah peribahasa latin yang secara harafiah berarti, “kata-kata lisan akan terbang, sementara tulisan menetap” inilah mengapa saya menulis. Menulis bagi saya adalah cara untuk menumpahkan gagasan kedalam deretan kalimat, entah melalui kalimat-kalimat pendek, atau melalui narasi panjang dan utuh, dengan tujuan tertentu. Bisa dalam bentuk ulasan ceritera fiksi, puisi, dan banyak juga ide tertuang dalam bentuk esai atau sekedar kalimat pendek dalam status facebook.
Melalui tulisan, saya menyampaikan
padangan yang bersifat argumentasif dan subjektif tentang sebuah topik atau sebuah
kejadian yang sedang didiskusikan banyak orang, dan banyak tulisan saya juga
menggambarkan tentang keadaan alam, tentang cinta, atau tentang pengalaman pribadi.
Pokoknya saya menulis karena saya suka, dan asal ada ide yang masuk di kepala
pasti saya tuangkan dalam tulisan.
Karena menulis tidak semata untuk
diri sendiri, tetapi bisa untuk dibaca orang lain, maka sebuah tulisan, menurut
saya, bukan tentang apa yang saya bicarakan, tetapi bagaimana cara saya
membicarakan sesuatu. Cara menyampaikan sesuatu adalah pilihan, bisa dengan
gaya formal, boleh juga dengan gaya nonformal. Membaca tulisan bukan sekedar
membaca narasi dan pesan yang terkandung, tetapi juga membaca penulisnya. Karena
setiap tulisan mengambarkan karakter penulisnya. Pada titik inilah penulis
harus bisa menarasikannya gagasan dengan baik, agar pembaca menangkap isi pesan
dan tentu membawanya lebih dekat kepada yang menulis.
Bisa menulis, itu anugerah. Dan Syukur
pada Tuhan untuk talenta indah ini, terimakasih buat Orang Tua, Istri dan Anak-Anak,
juga terimaksih saya buat semua orang yang memberi ruang dan mendukung saya. Iya,
setiap kita dianugerahkan talenta berbeda. Ada banyak orang yang pintar beragumentasi,
tetapi harus diakui juga bahwa tidak semua orang bisa menyampaikan pandanganya
melalui tulisan, apalagi menulis untuk dibaca orang lain.
Teks Membawa Pulang Dari Tiada
Kepada Ada Yang Tiada
Meski masih jauh untuk disebut
sebagai penulis profesional, tetapi untuk setiap penulis pasti menulis karena tujuan
tertentu, begitu juga saya. Hal kecil yang selalu memotivasi saya adalah, mimpi
untuk hidup dalam setiap tulisan saya. Apapun bentuk, jenis dan gaya tulisannya,
baik untuk dibaca orang lain, maupun menulis untuk diri sendiri. Hidup dalam
setiap tulisan, rasa-rasanya seperti Charil Anwar dalam puisi yang berjudul “Aku”
Sastrawan legendaris itu telah berpulang,
tetapi ketika membaca “Aku” seperti menghadirkan kembali penulisnya ke
dunia nyata. “Aku ingin Hidup Seribu Tahun Lagi,” dan benar sebagaimana
pepatah latin diatas. Verba
volant, scripta manent. Kata lisan hanya akan bertahan sekuat memory
pendengarnya, tetapi kata yang tertulis pasti abadi.
Tetapi menulis pada media on line
yang saya kelola ini pasti beresiko, kapan saja bisa hilang. Mungkin terhapus,
atau boleh jadi dihack orang. Karena itu, ada mimpi lain yang juga sama kuatnya
dengan keinginan untuk hidup dalam setiap tulisan, adalah sedapat mungkin membuat
tulisan menjadi abadi.
Buku? Oh... tidak, saya punya mimpi
untuk meghadirkan sebuah kitab. Yah, kitab karena buku tidak berarti kitab
tetapi kitab adalah buku. Buku adalah kumpulan lembaran berbahan kertas atau jenis
lainnya yang dijilid menjadi satu. Buku bisa terdapat tulisan, tetapi bisa berupa
lembaran kosong, dan kiitab adalah kumpulan teks atau tulisan yang dijilid
menjadi satu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar