Wangatoa, 14-01-2016
Suatu hari di negeri ayam terjadi keributan besar. Warga
yang tak lain adalah ayam, marah besar lantaran si jago putih yang mereka
daulat menjadi raja ternyata jago bohong, dan suka menghambur uang untuk
kesenangan pribadinya.
janji untuk membangun sangkar permanen agar warganya tak
lagi bertengger di dahan beringin dia abaikan, janji untuk menjamu warganya
setiap hari sabtu dalam 1 minggu di lupakan.
sang raja ternyata sukanya menghamburkan uang untuk
bersenang2 dengan permaisuri dan para gundik yang sengaja dia tempatkan di
negeri tetangga
Warga yang kecewa itu lalu datang menuntut sang raja untuk
turun tahta. merekapun menuntut kepada dewan kerajaan untuk segera menggelar
sidang dan harus bersepakat untuk menurunkan si jago putih yang terkenal tukang
bohong itu dari kursi empuk kerajaan. tentu, para dewan kerajaan sepakat dengan
rakyat, dan rapat di gelar keputusan diambil dengan suar bulat. menurut dewan
raja melanggar sumpah dan janjinya sendiri, dia di ketahui terlibat dalam
banyak masalah, bahkan mereka menduga kalau dalam banyak proyek sang raja ikut
mengatur dan mengambil jatah dari anggaran itu.
tentu saja keputusan itu segera mendapat restu dari rakyat.
namun anehnya, raja justru berkelit.
Dengan segala upaya dia berusaha untuk
selamat dari tuduhan. kesepakatan dewan kerajaan bahkan di bilang palsu.
oh...memang si putih memang jago berkelit. para hakim pun bahkan mampu dia
bayar agar dirinya tetap menjadi raja. Menurutnya menjadi raja itu enak. perintahnya adalah
sabda.apapun yang diinginkan pasti ia dapat. apalagi dirinya memang di
dikelilingi oleh orang2 yang memang tak pintar, tapi terkenal setia. jangankan
uang, wanita pun kalau dia mau pasti di dapat.
Raja tak lagi peduli dengan rakyatnya, hobinya adalah
berkunjung ke negeri merpati menghabiskan anggaran. dia tak peduli dengan
rakyatnya yang lapar, harga komoditi yang cenderung turun dan harga sembako
terus melonjak. (Yogi Making)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar