Minggu, 28 Februari 2016

Fiksi : Gila, Suka Mastrubasi Adalah Tipe Pemimpin Otoriter

Wangatoa, 28-02-2016

Tentang gila yang terus menggila di kadipaten palsu seakan tak ada habisnya, lebih-lebih yang dilakukan elit pemerintahan dan para kroninya, hingga rakyatpun harus bergumam “gila, ini memang benar-benar gila, memang dasar gila, atau memang dia sudah gila,” dan gila-gila lain yang menjurus kepada sakit jiwa.

Fakta kekinian memang di butuhkan pemimpin yang gila, namun tidak berarti gila yang menggila, atau menjadi gila, karena kegilaanya pada harta dan kekayaan. Pemimpin yang gila, harusnya menggilai ide-ide gila demi pembangunan dan kemaslahatan masyarakatnya.

Yah...menggila tidak berarti edan atau sakit jiwa, definisi gila bisa di artikan sebagai melakukan hal positif dan membuat orang lain berdecak kagum. Namun, gila atau kegilaan yang positif tidak di temukan pada diri seorang Bupati di Kadipeten Palsu itu, gila bukan?.    


Kenapa tidak gila? Bupati kadipaten Palsu ternyata di lindungi oleh klenteng berwajah garang. Kadang para klenteng bertindak seolah Bupati, membentak, bahkan mengancam para Abdi. Entah di bayar atau sekedar mendapat jatah sepiring nasi, namun para klenteng setia melindungi sang tuan dengan nyawa mereka.

Mereka terlatih untuk memeras dan bahkan siap menghabisi nyawa setiap orang yang mencoba menentang perintah sang tuan Bupati, pemimpin Kadipaten Palsu itu. Pengusaha di peras, rakyat diancam, jurnalis di sumpal mulutnya dan di kebiri agar tak lagi bergairah. Gila kan ini?

Kalau bukan gila, yah.... apa lagi?. Bupatinya hanya senang bersenang-senang, berfoya-foya menghabiskan anggaran dengan berpesta di luar Kadipaten, meninggalkan kadipaten semaunya di tengah rakyat sedang berkelahi, kala rakyat lapar dan dikala para ibu harus melahirkan di perjalanan akibatnya kendaraan yang di tumpangi rusak.

Dia pergi untuk membuahi rahim wanitanya yang sudah menopause, sementara rakyatnya di tekan agar berpikir tentang seks pun tak boleh, apalagi mencapai orgasme?. Dia mengancam hingga generasi baru pun hanya bisa tumbuh dengan mimpi menjadi seorang petani, menjadi nelayan, bahkan nekad berjuang untuk nganggur di tengah tumpukan pekerjaan. Yah..ini lebih gila.

Rakyat yang sakit di titipkan pada abdi yang ahli di bidang hewan, Abdi yang pintar di kerangkeng agar mereka tak boleh ketahuan lebih pintar dari tuannya, sementara monster berlidah panjang di lepas bebas agar bisa di suruh menjilat kala sang tuan habis beol. Ah... ini gila,

Dasar gila...kadipaten ini layak di sebut kadipaten gila, negeri para bedebah, dan rumahnya para pecundang.

Sedikit dari banyak hal gila yang terjadi di kadipaten palsu itu ternyata punya hubungan dengan masalah kepuasan seksual seseorang. Walau bagi banyak orang di Kadipaten itu, seks adalah tabu, sesuatu yang porno, dan aneh jika di perbincangkan karena bisa menjerumuskan dalam kesesatan. Namun Anis, pria kampung pelosok nan kharismatik punya pandangan berbeda.

Dia mampu menghubungkan masalah kepuasan seksual seorang pemimpin terhadap cara berpikir dan beritindak. Menurutnya, teriakan penuh amarah dari rakyat terus saja terjadi, bahkan kata-kata kotor sering kali terucap dari orang yang katanya berpendidikan dan layak menjadi pemilik surga tak akan berakhir bila sang pemimpin di kadipaten dengan julukan negeri bedebah itu masih sering melakukan mastrubasi. Yah...namanya juga mastrubasi, maka yang mendapatkan kepuasan hanyalah satu orang, padahal di luar sana ada banyak sekali rakyat yang ingin berhubungan seks secara iklas saling memberi penuh cinta kepada pasangannya masing-masing.

Tipe pemimpin yang senang melakukan mastrubasi adalah pemimpin yang otoriter, hanya menginginkan kepuasan sendiri. Dia tak pernah mau, mendapatkan kepuasan, memberi kenyamanan dan ketentraman bathin.

Bag seorang pakar seksologi, Anis pria yang berlagak pintar itu mengatakan, para pemimpin perlu balajar tentang seks yang sesungguhnya. Di katakannya,  Saat tubuh kelelahan, seks akan membuat kita tidur lebih cepat dan lebih lelap, Saat cemas dengan berbagai masalah, seks akan menenangkan Anda.Seks membantu meningkatkan kekebalan tubuh pada penyakit tertentu, mengurangi stress dan terpenting, membuat pasangan suami istri menjadi lebih dekat.

Tak cuma kepada pemimpin, Anis pun menghimbau seluruh rakyat di Kadipaten Palsu itu untuk meletakan seks sebagai subjek dengan objeknya adalah belajar, Seks tidak akan benar-benar bekerja jika kita menempatkannya sebagai aktivitas yang kotor, memalukan, dipenuhi rasa bersalah atau hanya menjadikannya sebagai kewajiban dalam hubungan rumah tangga.

Mencermati tesis Anis tentang pengaruh seks terhadap kebijakan sang pemimpin, Anus sang sahabat sejati geram. Belum selesai si Anis berteori, Anus menyela.

“Teman...apakah pagi tadi kau salah minum obat, sehingga arah pembicaraanmu hari ini lain? Saya amati, sedari tadi otakmu diarahkan pada setumpuk daging diantara selangkangan. Kau, menurut saya, omonganmu melenceng dari budaya yang di ajarkan nenek moyang, tidak baik kalau kata-katamu itu di dengar oleh anak-anak,” protes Anus.

Mendapat protes dari sohibnya, bukannya semangat Anis untuk mengkritik sang pemimpin surut, malahan Anis semakin menjadi-jadi, lalu balik menyerang Anus sabahatnya itu dengan beberapa pertanyaan mengusik.

“Ya..ya..ya...Anus, Anus. Kata-katamu bagus, tetapi kau hanya menempatkan seks sebagai objek, sehingga kau tidak tahu apa hakikat seks sebenarnya. Coba kau dengar baik-baik, John F. Kennedy
Presiden AS ke 35. Dalam sebuah pertemuan tinggkat tinggi pernah mengatakan kepada Perdana Menteri Inggris, Harold Macmillan bahwa, "Saya tidak tahu bagaimana dengan Anda Harold? Tetapi jika selama tiga hari saya tidak (tidur) dengan perempuan, saya akan mengalami sakit kepala yang hebat." Jawab Anis.

Sepintas Anus, terlihat begong. Belum sempat dia berucap, si Anis pria cerdas yang suka bertingkah bak pakar itu sudah menyambung pembicaraan. 

“Kau juga mungkin tidak membaca kalau pemimpin lain di negara tetangga kita, Soekarno pernah berucap, “Perempuan adalah inspirasi bagu perjuangan laki-laki, karena itu dia menyeruhkan, Wahai kaum pria, berdamailah dengan wanita agar inspirasi perjuganmu tak pernah kering,” lanjutnya lagi.
Tak perlu menanti jawaban dari rekannya Anus, Anis tiba-tiba mengajukan pertanyaan balik yang sesungguhnya membuat sahabat karibnya itu terperangah.

“Anus temanku yang terkasih, kau suami kan?” (Anus kaget, dengan malu-malu dia menjawab) “Iya, kau kan tau kalau saya punya Istri,” jawab Anus. “nah...kalau begitu, tolong kau jawab ini, bagaimana kalau kau tidak di beri jatah “ranjang” oleh istri selama satu bulan. Maksud saya saat istrimu lagi sehat-sehat,” tanya Anis.

Dialog dua sahabat itu semakin seruh. Terlihat Anus sejenak berpikir. Dalam hatinya Anus mulai mengakui kepintaran sabahatnya, dia pun paham kemana arah kawannya bicara. Karena itu Anus lalu menjawab rekannya.

“Tentu saja pusing. Kadang saya harus mencari pelarian lain seperti menegak minuman beralkohol, atau berusaha keras untuk menekan keinginan itu dengan cara lain. Jika tidak, di rumah saya bisa marah-marah pada hal-hal sepelah dan buruknya, semua apa yang saya kerjakan berantakan. Dulu saya pernah alami begitu, dan sempat berpikir untuk selingkuh,” jawab Anus tulus.

“Nah...itu kan? Karena itu hal gila yang terjadi di kadipaten ini dilakukan sang pemimpin sebagai sarana pelarian untuk mendapat kepuasan yang lain. Dia bahkan siap berselingkuh dengan para pengusaha dan Abdinya untuk mepadapatkan harta. Dia tumbuh menjadi seorang pribadi yang ego, karena selalu memastrubasi otaknya, syarfnya tegang dan suka menginginkan sesuatu yang tidak di pikirkan orang lain, dia tidak suka di kritik, dia juga tidak suka bersaing dengan orang lain untuk mendapatkan cinta yang tulus dari rakyatnya, dia hanya mau di perhatikan bukan memperhatikan, dia ingin dilayani tetapi menolak untuk melayani. Dia mengkrangkeng setiap pikiran kritis dan memenjara orang yang dianggap lawan, karena dengan memenjara dia merasa berhasil membunuh keinginan lawan untuk bercinta dan melemaskan syaraf bersama istri tercinta,” ulas Anis lagi.

Kata-kata Anis yang cerdas nan kritis itu mampu membuat sahabatnya Anus terkesima. Kekaguman pada sosok sahabat karibnya itu membuat Anus tak sadar bergumam, “Apakah mungkin para dewan pertimbangan yang di pilih rakyat tetapi senang berpikir tentang diri sendiri itu karena suka bermastrubasi? Oh kampung ini ternyata sudah di kuasai oleh banyak orang yang benar-benar gila. Ah... Anis, layak jadi pemimpin, ide juga teorinya sungguh gila membuat saya mengilainya,” gumamnya menutup perbincangan. (Yogi Making)

Catatan : kisah ini hanyalah sebuah hayalan penulis, jika ada kejadian yang sama dalam dunia nyata itu hanyalah sebuah kebetulan belaka. Selamat membaca, semoga memberi hikmah.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar