Minggu, 28 Februari 2016

KOIN 2 RIBU UNTUK BUPATI DI KADIPATEN PALSU


Wangatoa, Senin 16-02-2016

Alkisah tentang sebuah kadipaten Palsu di Negara Antaberanta. di tuturkan bahwa, akibat seringnya Bupati Kadipaten Palsu melakukan perjalanan dinas ke luar daerah membuat sang Bupati lupa mengurus kebutuhan rakyatnya. dia (Bupati) tak tahu kalau di kadipaten yg dia pimpin sudah banyak rakyatnya yang terserang HIV/AIDS karena maraknya rumah hiburan malam di kotanya, dia juga tidak tahu kalau banyak jalan yang rusak parah hingga banyak ibu hamil yang keguguran karena goncangan mobil yang melintas di jalanan berlubang, Bupati pun tidak tahu, jika rakyatnya mengeluh lapar karena tak mampu membeli beras, dan setumpuk masalah lainnya.

kisah ini sampai juga ke telinga seorang wartawan ibu kota, sang wartawan pun mengatur rencana untuk menemui orang nomor 1 di Kadipaten palsu itu. Saat di tunggu datang, di depan ruang tunggu lapangan udara, wartawan menemui Bupati dan mengajukan sejumlah pertanyaan tentang keluhan rakyat.

Wartawan : "Pagi Pak Bupati, saya mohon klarifikasi anda terkait keluhan rakyat. anda di ketahui sebagai Bupati yang sering meninggalkan kadipaten. tingginya perjalanan dinas itu membuat rakyat anda mengeluh, kata mereka anda tak lagi memperhatikan kebutuhan mereka. banyak jalan dalam keadaan rusak parah, rumah sakit tak mampu layani pasien karena kehabisan obat, angka pederita 
HIV meningkat, pekerja seks berkeliaran di setiap sudut kota,"

Bupati : "oh ya, bukankah kau tau, kalau kadipaten yang saya pimpin ini adalah kadipaten palsu? bisa saja orang2 yang mengeluh itu adalah orang dengan indentitas palsu," jawab Bupati sekenanya.

Wartawan : "tapi ini fakta pak, selain informasi ini dari rakyat, saya juga mengamati langsung. banyak ibu hamil yang harus melahirkan di tengah jalan, bahkan banyak juga yang keguguran akibat goncangan mobil saat melintas di jalan yang berlubang. bagaimana anda menanggapi ini?"

Bupati : "hehehehe..., anda ini ada2 saja. tapi baiklah saya akan memberitahu strategi saya. Saya menjadi bupati bukan untuk memimpin dan mengabdi, posisi ini saya manfaatkan untuk menambah pundi2 kekayaan. untuk itu, saya tidak harus berhenti melakukan perjalanan dinas. tidak bisa. agar anda ketahui, saat saya tiba di kadipaten, selalu saya siapkan dua koin seribuan. anda tau untuk apa koin itu?"

Wartawan : (kaget..dan dengan wajah heran dia bertanya) untuk apa koin itu pak Bupati?

Bupati :...hhhhhh, (tertawa sekenanya) yah....untuk di sumbat pada dua lubang telinga saya. aman bukan? dengan begitu saya tidak perlu mendengar apa kata rakyat....

Wartawan :...marah sambil kunya bolpen hingga bibirnya belepotan tinta..lalu pergi tanpa pamit....(Yogi Making)


hhhhhhh....cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kejadian yang sama dalam dunia nyata itu hanya kebetulan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar