Jumat, 12 Oktober 2018

Pantai Bean Antara Eksotisme dan Tantangan



Yogi.com-Pantai Bean, dari namanya, sudah banyak yang tahu kalau pantai yang terletak di pesisir selatan kecamatan Buyasuri, Kabupaten Lembata itu ternyata menyimpan banyak keindahan dan menawarkan eksotisme alam yang menakjubkan.  

Exotisme Pantai Bean, Buyasuri-Lembata. Foto : Yogi Making
Ada banyak pantai di kabupaten lembata yang pernah saya singgahi, diantaranya pantai Minggar di Kecamatan Nagawutung, pantai teluk Jontona di Ile Ape Timur, pantai Lewolein di Lebatukan, Pantai Bour di Nubatukan, dan banyak pantai lainnya. Namun, dari sekian banyak pantai pernah saya jamah itu, pantai Bean sungguh membuat saya terpana.

Betapa tidak, pantainya berkontur landai dengan bentangan pasir putih yang mengular mengikuti lekukan pulau, dan di hiasai hempasan ganas gelombang laut selatan itu seakan terus memancing gelora nafsu sang pengunjung untuk sekedar berenang menikmati beningnya laut, atau berbaring pasrah di tepian pantai untuk merasakan hangat sengatan mentari. Bagi pengunjung yang mencitai ketenangan, Bean pun menjadi pilihan favorit untuk berwisata.

Jembatan Tititan (Jeti( Bean, Foto : Yogi Making
Sebagaimana di saksikan FBC saat berkunjung ke Bean beberapa waktu lalu, di pantai nan indah ini sudah di bangun beberapa infrastruktur pendukung pariwisata, seperi dermaga jety, gasebo, juga beberapa lopo, namun sayang infrastruktur pendukung program pariwisata yang tentunya di bangun dengan dana yang tidak kecil itu tampak tak di rawat, dan beberapa diantaranya terlihat mulai rusak karena di makan rayap.

Begitu juga dengan dermaga jety. Sebagaimana fungsingya, dermaga ini nantinya diharapkan sebagai tambatan perahu/kapal wisata, namun pantauan media ini dermaga kayu itu nantinya tak bisa di fungsikan kerena ujung dermaga yang mestinya nanti menjadi tempat sandar kapal/perahu berada persis di ujung hempasan gelombang.

Akses Ke Bean dan Alternatif Wisata  

Perjalanan menuju Bean hanya bisa di tempuh dengan jalan darat melalui jalur Lewoleba Kedang, jaraknya berkisar 80-an kilometer dengan waktu tempuh, sekitar 3 sampai 4 jam, tergantung kendaraan yang digunakan. Sebenarn
Senjah di Bujit Baja, Foto : Yogi Making
ya dari jarak, Bean terbilang dekat, namun perjalanan menuju pantai nan indah di bumi ikan paus ini membutuhkan ketahan fisik dan nyali yang kuat, pasalnya sejak berangkat dari titik star di Lewoleba, pengendara sudah di hadapkan dengan jalan berlubang. Sebuah pemandangan khas pulau lembata.  

Namun, bagi penyuka tantangan tentu ini merupakan perjalanan yang seru dan menantang. Bagi penguna kendaraan angkutan umum,  tentu waktu tempuh yang terbilang lama dengan kondisi jalan yang parah itu sudah cukup menggoncang perut dan bisa membuat mual jika tidak terbiasa.

Namun jangan khawatir, rasa penat itu segera terbayar lunas, karena lembata ternyata tidak saja menawarkan pantai bean sebagai wisata utama. Sepajang perjalanan menuju pantai pasir putih di selatan Buyasuri itu, pengunjung di suguhi sejuta pesona alam yang menakjubkan. Sebut saja pantai Lewolein, yang selalu menjadi tempat singgah pertama setiap pengguna jalan baik yang menuju maupun pulang dari kedang, Lewolein tidak saja menawarkan panorama alamnya, namun wisata kuliner dengan panganan lokal yang menggugah selera. Ikan bakar, ketupat, jangung titi, tuak dan berbagai jenis masakan khas orang lembata di hidangkan di sini.

Setelah puas menikmati pantai dan makanan khas orang lembata di Lewolein, perjalanan di lanjutkan, baru beberapa meter keluar dari kampung yang merupakan perbatasan kecamatan Lebatukan dan Kecamatan Omesuri itu, tubuh molek lembata kembali anda nikmati. Dari atas bukit Baja, lembata menawarkan lagi sebuah keindahan yang memanjakan mata setiap pengunjung, terlebih perjalanan itu dilakukan pada pagi atau soreh hari.

Dari atas bukit baja, kita bebas menikmati pemandangan pantai lebatukan yang di pagari oleh anggunnya gunung (Ile) Lewotolok di ufuk barat. Kala senja tiba, siraman cahaya keemasan mentari dari balik kaki Ile Lewotolok, seakan tersembul keluar dari beningnya laut. Sebuah keindahan yang menggambarkan keagungan sang pencipta.
G. Ile Lewotolok, dari Bukit Baja, Foto : Yogi Making

Bukit baja memang menawarkan pesona alam yang luar biasa, jika beruntung pengunjung bisa melihat rusa liar yang bebas merumput diantara semak belukar. Yah...kata orang kampung, rusa banyak berkeliaran di bukit baja, bahkan sering dianggap hama karena merusak tanaman petani.
Kendati menawarkan keindahan, pengunjung harus tetap berhati-hati, karena  dihadapkan dengan perjalanan berkelok, menikung pada setiap sisi bukit. Melintasi bukit baja, sungguh membuat sport jantung, tentu gocangan mobil karena jalan yang berlubang terus menjadi warna.

Alternatif wisaata yang ditawarkan lembata tidak berhenti di situ. Keindahan lain yang juga tak kala menarik adalah keindahan desa balauring dari yang dilihat dari atas bukit di ujung desa Lebewala, Kecamatan Omesuri. Sekedar gambaran, balauring adalah sebuah desa pelabuhan yang banyak di singgahi kapal-kapal layar dari sulawesi juga perahu-perahu nelayan setempat. Rumah-rumah penduduk tersusun apik mengikuti alur teluk membuat desa ini menjadi unik.

Wisata Rohani Gua Maria Bean

Gua Maria di desa Bean sebelumnya merupakan gua alam yang kemudian diubah menjadi tempat ziarah rohani yang banyak diminati oleh Umat Katolik di seputaran wilayah Kedang. Mengunjungi gua gua maria bean, benar terasa bahwa tempat ini layak untuk dijadikan sebagai tempat wisata rohani terutama bermeditasi dan mencari ketentraman batin.

Gua Maria Desa Bean, Foto : Yogi Making
Tempa ziarah umat katolik ini berada jauh dari keramaian dan hingar bingar kehidupan penduduk. Sebuah tempat yang sunyi dan tenang, diapiti oleh beberapa bukit dan di bagian lembahnya terdapat perkebunan kelapa milik warga setempat.  Hal yang juga membuat gua maria di tanah kedang ini adalah, aliran air irigasi di kaki gua.

Batu-batu alam tersusun rapi dari dasar gua membentuk jalan masuk menuju pintu gua, beberapa tumbuhan liar sengaja dibiarkan menggelantung di tambah alunan lembum suara gemericik air di gua memberi kesan asri, dan tentu membuat pengunjung menjadi betah. Mengunjungi Gua Maria desa Bean sungguh memberi pengalaman iman yang amat berkesan.

Gambaran Umum Desa Bean
Seperti di jelaskan pada beberapa tulisan sebelumnya, Bean merupakan sebuah desa terpencil yang terletak di pesisir selatan kecamatan Buyasuri. Kampung Bean awalnya merupakan areal pertanian milik warga dari beberapa desa dalam kecamatan Buyasuri.

Bean sendiri baru resmi berdiri menjadi sebuah desa definitif sekitar tahun 2000 dan kini dihuni oleh 103 Kepala Keluarga. Rata-rata warga Bean merupakan petani ladang. Walau desanya terletak langsung di pesisir laut dengan potensi ikan yang menjanjikan, namun warga di kapung terpencil ini lebih menganganggap nelayan hanyalah sebuah pekerjaan sampingan dan sekedar untuk memenuhi kebutuhan lauk bagi rumah tangga mereka.
Rumah Penduduk Desa Bean, Foto Yogi Making

Selain potensi alam yang terbilang unik, kampung bean sendiri sudah terbilang unik, betapa tidak memasuki bean tidak seperti memasuki perkampung lain dimana layaknya didereti dengan rumah-rumah megah dengan lorong-lorong yang tertata rapi. Kampung bean tampil dengan sangat alami, dimana letak rumah penduduk saling berjauhan, rumah-rumah yang bisa dibilang sangat trdisional itu di batasi dengan hamparan ladang yang luas. Beberapa warga yang sempat di temui mengaku, rumah-rumah warga sengaja di bangun lanngsung didalam areal pertanian untuk mempermudah mereka bekerja.

Dan uniknya lagi, setiap penduduk di desa ini sebenarnya sudah memiliki rumah yang dibilang layak huni di desa asal mereka.

Infrastuktur Jalan

Waga memanfaatkan irigasi untuk mencuci pakaian,  Foto : Yogi Makig
Membahas jalan di Kabupaten Lembata seakan tak ada habisnya, dimana tempat kita berada jalan selalu saja di keluhkan masyarakat. Pada bagian terdahulu, sedikit sudah di bahas bagaimana akses jalan dari Lewoleba menuju kedang. Bisa di bayangkan, jika jalan utama saja rusak parah, bagaimana dengan sarana jalan lain yang hanya sebagai penghubung dari satu desa ke desa yang lain. Demikian juga dengan jalan menuju desa yang berada jauh di pesisir selatan kecamatan Buyasuri itu.
Menuju Pantai Bean, setidaknya ada beberapa alternatif jalan yang bisa di lewati, salah satunya melalui desa Panama. Secara umum, jalan masuk ke pantai indah berpasir putih itu dapat di akses dengan menggunakan kendaraan roda dua hingga roda enam, namun ada beberapa titik kritis yang membutuhkan kehati-hatian, karena pada titik-titik ini merupakan jalanan menurun degan batu-batu lepas, sedikit hilang keseimbangan di jamin pasti terperosok. (Yogi Making)

Artikel ini Pernah terbit di : WWW. Floresbangkit.Com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar